Minggu, 10 Juni 2012

CANTING CANTIQ-Dyan Nuranindya



“Saya berpikir, buat apa kita sekolah tinggi-tinggi, buat apa kita punya gelar panjang-panjang kalau kita tidak berada di tempat yang membutuhkan kita…”
(Canting Cantiq, 2009:)
“Saat ini, saya sedang berada di perjalanan akhir hidup saya. Gelar, kekuasaan, harta menjadi hal yang tidak penting lagi. Karena yang terpenting saat ini adalah bagaimana saya mempergunakan sisa umur saya untuk lebih bermanfaat untuk generasi penerus saya…” (Canting Cantiq, 2009:)
“… kalau setiap kali emosi gue keluar, gue harus naik ke pohon dan duduk disana. Karena dari atas kita bisa melihat permasalahan keseluruhan dari sudut yang lebih objektif. Sejak saat itu setiap kali gue emosi, gue selalu nyari pohon dan mencoba me-reply kejadian untuk melihatnya dari atas.” (Canting Cantiq, 2009:)
Batik berasal dari kata ‘mba’ yang artinya dalam bahasa Jawa adalah membuat. Dan ‘tik’ yang merupakan singkatan dari kata titik. Coba perhatikan, lekukan-lekukan indah itu dibuat dari gabungan titik-titik yang membentuk garis…”
(Canting Cantik, 2009:)
“…tidak ada satupun kesuksesan yang dapat bertahan lama kalau manusia sudah mengeluarkan sifat sombongnya.” (Canting Cantik, 2009:)
“Saya malu karena sebagai warga Negara Indonesia saya sama sekali tidak mengenal Tanah Air saya sendiri,”
“Kebanyakan orang gagal adalah orang yang nggak menyadari betapa dekatnya dia dengan keberhasilan saat dia memutuskan untuk menyerah.”
“Saya pikir… gimana orang Indonesia mau mencintai batik dan kebaya kalau harga pakaian tersebut di Indonesia sendiri mahal.”
Style memang penting untuk membentuk image seseorang. Bahkan kadang style almost everything dalam kepribadian. Tapi sebenarnya, style dan kepribadian harus seimbang. Nggak bagus juga kan, kalau style-nya bagus tapi kepribadiannya jelek. Begitu juga sebaliknya.”

Rabu, 25 April 2012

Buku Baru "RAHASIA BINTANG"

kutipan  RAHASIA BINTANG - Dyan Nuranindya

“…. hari ini aku liat tawuran lagi. Kenapa sih, orang-orang pada nggak takut mati? Apa sekarang ini nyawa udah nggak berharga lagi? Padahal di rumah sakit banyak banget orang-orang yang mati-matian bertahan hidup.” (Rahasia Bintang, 2006:44)

“…. kenapa sih orang dengan gampang melakukan kekerasan hanya untuk mewujudkan keinginannya? Apa yang terjadi dengan dunia ini? Aku jadi takut. Aku takut kejahatan orang-orang yang menganggap hidup nggak berarti itu menimpa orang-orang yang kukenal dan kusayangi. Apa mereka nggak punya orang-orang yang mereka sayangi? Apa mereka juga punya rasa takut seperti aku?” (Rahasia Bintang, 2006:44)

“…kamu tau nggak, kenapa kebanyakan cewek lebih suka dibilang cantik daripada cerdas? Soalnya cowok-cowok lebih jago melihat daripada berpikir…” (Rahasia Bintang, 2006:90)

“… yang namanya cinta itu cuma bisa dilihat lewat hati. Lo nggak akan sadar saat dia ada di depan lo. Tapi elo akan sadar saat dia nggak ada di sisi lo. Elo akan setia menunggunya meskipun dia nggak memerdulikan elo. Dan… disaat elo tau dia mencintai orang lain, elo akan melepaskannya supaya dia bahagia….” (Rahasia Bintang, 2006:196)
“… kalo bingung mau memulai cerita darimana, coba aja mulai dari perasaan yang elo rasain…” (Rahasia Bintang, 2006:211)

“Mungkin cewek-cewek bisa cepet naksir sama cowok keren, ckep, macho, rapi dan kaya. Tapi menurut aku itu terlalu standar. Terlalu fisik. Padahal cinta itu kan nggak dilihat dari segi itu aja…."

“Aku lebih suka melihat cowok dari kepribadiannya. Nggak harus serba perfect, tapi setidaknya dia tau bagaimana caranya memperbaiki hidupnya agar lebih baik….” (Rahasia Bintang, 2006:300)
 cover baru

Kadang orang nggak sadar kalau segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah diatur oleh Tuhan sedemikian rupa. Tapi percaya deh, dibalik semua kejadian yang menimpa, ada rahasia yang berharga banget di baliknya. Selama ada keinginan yang kuat, segala masalah pasti dapat teratasi. Karena dunia itu letaknya di tangan, bukan di hati….
(Rahasia Bintang, 2006:309)

Kamis, 19 April 2012

Menulis Novel, Gampang atau Susah???

Kamu punya bakat nulis? Pengin jadi penulis novel tapi nggak tau darimana mulainya? Gimana cara ngirim naskah kita ke penerbit dan supaya naskah kita bisa diterima untuk diterbitkan jadi sebuah novel? Tip-tips dibawah ini mungkin bisa membantu. Tips-tips ini ditulis berdasarkan pertanyaan yang sering ditanyakan pada luna lewat email, Friendster, atau YM.

Gimana sih cara ngirimin naskah ke penerbit sampe bisa diterbitin? Dan syarat-syaratnya apa aja?
Gampang kok. Yang pertama kamu tentu aja harus bikin naskah novel dulu hee..hee..hee... setelah itu diprint dan dijilid. Lalu kirim ke penerbit yang kamu mau. Biasanya setiap penerbit mencantumkan alamatnya di buku terbitannya. Jangan lupa tulis juga alamat lengkap dan nomer telpon kamu, jadi kalo misalnya naskah kamu diterima, bisa cepet dihubungi. Lalu tinggal tunggu kabar dari penerbit.

Berapa lama kita menunggu kabar naskah kita?
Rata-rata penerbit memberi jangka waktu 3 bulan untuk menyeleksi naskah. Bisa lebih cepat, bisa juga lebih lama, tergantung kesibukan mereka dan banyaknya naskah yang masuk. Jadi sabar aja yaaa...

Apa ada format tertentu dalam membuat naskah novel? Kira-kira berapa batas minimal dan maksimal naskah kita?
Sebetulnya nggak ada format baku dalam membuat sebuah novel. Umumnya penerbit emang mensyaratkan naskah diketik 1,5 spasi diatas kertas A4. Tapi itu juga nggak begitu kaku. Kalo nggak ada kertas A4, bisa pake ukuran lainnya (folio atau quarto, asal jangan pake A3 yaaaa... kegedean). Hurufnya juga nggak usah macam-macam. Cukup huruf standar aja (Times New Roman, 12 pts). Soal banyak halaman, yang penting jangan terlalu tebal (apalagi untuk penulis baru) tapi juga jangan terlalu tipis, hingga nggak bisa jadi buku. Mungkin sekitar 80 - 150 halaman dengan ketikan 1,5 spasi A4.

Lalu bagaimana dengan ilustrasi cover? Apa kita harus bikin sendiri?
Tentu aja nggak. Nggak semua orang punya bakat menggambar/melukis. Setelah buku kita dipastikan akan diterbitkan, biasanya pihak penerbit akan menunjuk salah seorang ilustrator mereka untuk membuat ilustrasi cover novel kita. Kita boleh aja ngasih masukan, atau ide, mo bagaimana cover itu nantinya. Beberapa penerbit seperti GPU akan menunjukkan draft cover yang udah mereka bikin pada penulisnya untuk mendapat persetujuan sebelum dicetak. Tapi kalau kita punya bakat gambar, bisa aja kita bikin cover sendiri. Hal itu bisa dirundingkan dengan pihak penerbit.

Saya ingin memakai nama samaran untuk buku saya. Apakah saat mengirim naskah ke penerbit saya harus tetap memakai nama asli saya, atau langsung pake nama samaran?
Saat mengirim naskah, tentu aja harus pake nama asli. Soal mo pake nama samaran / nama pena di buku kita kalo diterbitin, bisa dibicarakan nanti dengan pihak penerbit. Saat penandatanganan kontrak juga kita harus pake nama asli kita, agar suatu saat nggak timbul masalah. Dan lagi, pihak penerbit berhak tau data-data diri kita yang sebenarnya dong, walau mungkin hanya untuk arsip mereka dan nggak akan mempublikasikannya tanpa izin kita. Jadi nggak masalah kita mo pake nama samaran kayak apa, awal ngirim naskah harus menyertakan data-data asli kita, termasuk juga nama asli.

Boleh nggak kita kirim naskah dalam bentuk disket/CD atau email? Kan lebih praktis...
Walau ada beberapa penerbit yang memperbolehkan mengirim naskah dalam bentuk file, tapi umumnya penerbit (terutama penerbit besar) menginginkan naskah dikirim dalam bentuk print-out. Setelah naskah kita udah pasti diterima, baru mereka minta filenya. Dan sebaiknya memang yang pertama kali kita kirim print-outnya, dengan berbagai alasan. Pertama mungkin dari segi kepraktisan bagi penerbit. Naskah yang diprint lebih mudah dibaca dimana aja, nggak harus di depan komputer. Jarang ada orang yang mau berlama-lama di depan komputer hanya untuk membaca naskah, apalagi kalo naskah yang masuk banyak. Hal itu juga akan membuat naskah kita cepet dibaca dan diambil keputusan diterima/nggak. Yang kedua adalah demi keamanan. Walau biasanya penerbit menjamin kalo naskah yang masuk nggak bakal di plagiat/dibajak, baik oleh mereka atau pihak lain, tapi siapa yang bisa menjamin 100%? Walaupun hasil print-out juga bisa dibajak, tapi nggak segampang naskah dalam bentuk file yang bisa dicopy dan diedit dengan cepat.

Apa kita boleh mengirim satu tema cerita ke berbagai penerbit sekaligus?
Kalo menurutku sih boleh aja. Silahkan mengirim satu judul cerita ke berbagai penerbit sekaligus. Tapi kalo misalnya nanti cerita kita diterima oleh lebih dari satu penerbit, kita harus memilih hanya satu penerbit saja.

Tips membuat novel yang bagus?
Tips membuat novel yang bagus? Nggak ada. Kalo kamu pengin nulis, tulis aja. Jangan pikirin teori menulis, format tulisan, atau bagus atau nggak tulisan kamu. Pokoknya tulis aja apa yang ada di pikiran kamu. Setelah itu kan bisa dibaca dan diedit lagi. Dan setelah itu jangan ragu-ragu nunjukin tulisan kamu ke orang lain. Ke keluarga atau temen kamu. Buat apa nulis kalo cuman disimpen aja. Minta pendapat mereka, dan jadikan itu sebagai bahan revisi sebelum kamu kirim naskah kamu ke penerbit. Dan kalo naskah kamu ditolak, jangan putus asa. Kamu bisa revisi naskah kamu, liat apa kekurangannya (biasanya penerbit ngasih alasan kenapa naskah kamu ditolak), lalu kirim lagi ke penerbit lain atau ke penerbit yang sama juga boleh. Atau kamu bisa bikin cerita lain yang lebih baik. Pokoknya jangan cepat menyerah dan pede aja...

SUMBER : http://novelku.com/isi/tips.html

Rabu, 18 April 2012

Buku Baru "How To Be a WRITER"



Bagian Pertama:
Zoya Zinnia yakin dirinya genius dalam menulis. Bukankah Bu Molly, guru Bahasa Indonesia-nya, selalu berkata demikian? Sayang, Bu Molly cuti dan digantikan Bu Selma. Guru yang satu ini, sudah nggak bisa dandan, payah pula dalam mengenali bakat. Apa perjalanan Zoya sebagai penulis harus berhenti gara-gara Bu Selma?

Bagian Kedua:
Berminat menjadi penulis? Nggak hanya sekadar mimpi. Di sini akan dipaparkan cara mengejar ide dan mengembangkannya, sehingga kamu pun, asal tekun, bisa menyelesaikan naskahmu sendiri.

Bagi teman-teman yang sering banget kena sindrom "mentok ide" pas lagi mengarang, recommended deh beli Teenlit karya Primadonna Angela ini:)
SELAMAT MEMBACA

Buku Baru "RUMAH LENTERA"

Ini buku baru karya Neni Jahar, yang menceritakan tentang seorang VIEN.
Vien yang terus saja merasa tidak nyaman dengan keadaan rumah akibat terus bertengkarnya dia dengan kakaknya-kak Viko. Membuat dia memutuskan untuk pindah ke sebuah kos-kosan yang bernama RUMAH LENTERA. Di rumah lentera, dia mengenal dengan orang-orang baru. Orang-orang yang sanggup mengubah pemikirannya tentang kehidupan, tentang penyesalan.

Lentera itu tidak seperti lampu yang terang benderang. Cahayanya redup, tapi tetap bisa menerangi orang lain. Lentera tidak seperti lampu yang bisa menyala terang hanya dengan menekan tombol. Banyak proses yang harus dilalui lentera sebelum bisa memberikan cahaya. Dia butuh minyak, butuh sumbu, butuh api. Semua itu harus dipenuhi oleh lentera sebelum memberikan cahaya, yang bahkan tidak begitu terang. Tapi itulah lentera. Walaupun harus melalui perjalanan yang rida begitu terang, dia tetap menyala, memberikan cahaya pada siapa pun yang membutuhkannya. Dia menerangi dalam keterbatasannya.

Cuma Rp 32.000,00 di Gramedia terdekat, Selamat membaca kawan^^

Kamis, 09 Februari 2012

PELANGI SENJA, karya Annisa Nur Alida

PELANGI SENJA

Sudah lebih dari 20 menit Ify terduduk manis di tengah rerumputan yang basah oleh hujan yang baru saja reda, dengan sabar dia terus menunggu lukisan indah Tuhan dilangit menampakkan dirinya, sementara tanpa sadar Rio telah menggerutu tak karuan karena hobi-yang menurutnya konyol-ini. Menunggu pelangi, walaupun begitu dia tetap menemani teman sejak kecilnya ini.

“Come on Fy, udah mau setengah jam kita duduk dengan bodohnya disini, balik deh yuk, gue laper nih…!!” seru Rio sambil menendang sebuah batu kecil.

“Sebentar lagi Riooo, pliss.. udah lama aku gak liat pelangi disini” nada Ify yang memohon berhasil meluluhkan Rio juga.

>>>

Hujan yang telah berhenti sejak tadi membuat Sivia semakin murung, tak ada lagi air hujan yang tulus menemani sepinya sore ini, sepi yang telah lama bersarang di kehidupannya, menumpuk dan terus menumpuk, bagaikan debu yang tak pernah dibersihkan bertahun-tahun, dan hanya air hujanlah yang mampu mengikis sedikit debu itu dari hidupnya..

“Hhhh” desah nafas Sivia panjang, setidaknya memberikan sedikit ruang untuknya bernafas, agar ia tak terlalu sesak.

“Aku cuma mau kayak yang lain, aku cuma mau bisa main hujan-hujanan kayak yang lain, seenggaknya biar aku gak sesepi ini”

“Kenapa sih Tuhan ngasih tubuh yang selemah ini buat aku? Apa aku hidup sendirian seperti ini aja kurang..?” lanjut Sivia, sungai itupun akhirnya mengalir juga.

>>>

Suasana sekolah telah mulai ramai, dan suasanan inilah yang seharian kemarin dirindukan oleh gadis manis berambut pendek ini. Dia terus menyusuri koridor untuk mencapai Ruang Bahasa, kelas yang dijadwalkan pagi ini. Dengan senyum merekah Sivia terus membalas sapaan hangat teman-teman sekolahnya, yang memang tidak semuanya dia kenal, namun karena memang dia adalah tipe orang ramah, jadi semua yang menyapanya akan ia berikan senyum malaikatnya itu.

“Viaaa…” seru Shilla, sahabatnya itu, suara melengkingnya saja sudah cukup meyakinkan Sivia kalau pagi ini Shilla sedang senang, sebagai sahabat yang baik, Via pun membalas sapaan itu dengan senyum riang.

“Gue kangen elo Honeyyy.. lo kok sakit gak bilang bilang sih??? Kan gue bisa nemenin lo juga Viaaa” Shilla yang memang telah lama bersahabat dengan Via tahu persis keadaan rumah Via seperti apa, sepi seperti pemakaman umum.

“Shilla, lo tuh ya ada ada aja, masa sakit mau ikutan sih..?” balas Via sambil tertawa

“Kan gue sahabat yang baik Viooo, haha” dengan tawa yang renyah, mereka pun menuju kelas dan menekuni bukunya.

>>>

Ify terus melihat gerak lincah Pangeran kecilnya itu, laki-laki yang terus menjaga dan mau berteman dengannya bahkan sejak mereka masih TK, entah apa yang membuat Ify dan Rio bisa begitu menyatu, dimana ada Rio disana pasti ada Ify begitupun sebaliknya, padahal jika dilihat dari kesukaan mereka, mereka sungguh bertolak belakang, namun Gabriel-rival basket sejati Rio-mengatakan bahwa perbedaan itu lah yang membuat mereka bisa segitu lengketnya…

“Cielahhh.. si Juliet setia amat nih” goda Iyel sambil meminum air mineral pemberian Ify. Rio langsung menabok kepala Iyel, lantas Iyel jadi tersedak dan mereka pun tertawa bersama.

“Fy, gue ada rapat OSIS nih, baru aja gue baca SMS dari Angel, sorry ya lo kayaknya mesti pulang sendiri deh” sesal Rio

“Gapapa Yo, gue bisa sendiri kok” balas Ify kecewa,

“Duluan ya Fy” lanjut Gabriel karena dia juga anak OSIS, disusul Rio dengan lambaian tangannya. Dengan lunglai Ify berjalan ke gerbang sendirian, mencari angkot atau apalah yang lewat Heli juga gak apa apa deh.

>>>

Rio gak bisa fokus denger ucapan sang Ketos di rapat kali ini, otaknya justru terus menerus mengingat kejadian beberapa menit lalu

--FlashBack—

Rio terus berlari karena dia sadar dia terlalu lelet saat mencari data di ruang TU tadi, karena larinya itu tanpa sadar ada seorang cewek yang berjalan sambil memainkan BBnya ke arah dirinya, dan tabrakan itupun tak terelakan lagi. Dengan segera Via dan Rio mengambil berkas-berkas itu berbarengan, setelah itu Rio kembali berlari tanpa sadar kalau BBnya Via telah tercerai berai karena tabrakan tadi.

--FlashBackEnd—

Rio menepuk jidatnya, “BBnya tuh cewek” seru Rio sambil beridiri, semua peserta rapat melihat ke arahnya. Rio pun malu setengah mati

>>>

Ify bingung kenapa Rio berlari keluar begitu saja saat bel istirahat berbunyi tanpa menyapanya, kelakuan aneh ini sangat membuat Ify khawatir sampai membuat Ify pergi ke kelas Gabriel.

“Yel..!” panggil Ify di ambang pintu kelas Iyel, untung saja Iyel belum ngacir ke kantin buat ngisi perut. Iyel pun langsung menghampiri Ify karena takut gadis ini ngadu yang enggak-enggak ke Rio.

“Kenapa Fy? Kangen ama gue ya?” goda Iyel sambil berjalan menuju ke bangku disisi koridor, Ify mengekor.

“Rio mana?” tanya Ify to the point, Iyel tercengang, jauh-jauh Ify ke kelasnya hanya untuk bertanya dimana si Rio pesek itu (Maaf Rise hehe), Iyel mendesah.

“Emang gue ekornya dia apa Fy? Kan lo sekelas sama dia, ya yang mestinya tau kan elo…” Iyel sewot.

“Hhh.. tadi dia abis bel istirahat langsung pergi gak ngajak gue, biasanya dia kan ngajak gue juga Yel” si Ify malah curhat ama Iyel dan Iyel jadi menegakkan duduknya.

“Apa!?” Iyel kaget, gak biasanya Rio kayak gini dan Iyel tau persis itu, “Dia ada urusan penting kali Fy, dia kan termasuk orang penting disini, Positif Thinking aja deh ya, dia pasti gak selingkuh kok Fy” ujar Iyel menenangkan.

Ify gak sadar sama kata-kata terakhir Iyel karena terlalu mikirin Rio, jadinya dia hanya menganggukkan kepala saja.

>>>

Rio gak tau persis dimana kelas si gadis yang BBnya dia rusakin itu, tapi entah dapat ilham darimana, Rio merasa akan menemukan gadis itu di Perpus sekolah. Dan benar saja gadis itu sedang duduk manis di salah satu meja perpus. Dengan ragu tapi niat tulus untuk ngegantiin BBnya tuh cewek, akhirnya dia menghampiri Sivia yang menjadi korban ketidak fokusan Rio kemarin.

Sivia terkejut saat dilihat ada kotak BB baru didepan matanya, ditambah lagi senyum manis dari si empunya kotak itu, dengan indahnya, jam istirahat itu menjadi jam istirahat terindah buat Sivia, karena dia ditemani oleh malaikat yang tampan dari kayangan.

“Oh ya, gue Rio 11 IPA 1, lo siapa?”

“Gue Sivia, 11 IPS 2”

>>>

Di taman rumahnya, Ify terus melihat Rio yang sedari tadi BBMan, entah dengan siapa, pemandangan yang langka dan mengesalkan buat Ify, ini kali pertama Ify dicuekin ama Rio, jadi berasa kayak patung Gajah Duduk si ify (ehhh)

“Lo kesini cuma numpang makan, nafas ama BBMan nih Yo?” sindir Ify pada Rio, Ify beranjak dari gazebo ke tepi kolam renang.

“Yah neng Ipyyy jangan ngambek dong, gue lagi seneng masa lo malah ngambek sih?? hehe” si Rio pindah ngikutin Ify tapi matanya tetep fokus sama BBnya.

“Lo BBMan ama siapa sih Yo? Gue dianggurin gini” bibir Ify maju,

“Fy, gue mau curhat sekaligus minta tolong bisa?” balas Rio gak nyambung, Ify jadi semakin penasaran, sebenernya Rio kenapa sih?

>>>

Curhatan sekaligus permintaan tolong Rio kemarin membuat Ify enggan berangkat bersama dengan Rio, akhirnya Ify memutuskan diantarkan oleh sopir papanya saja kali ini, daripada dia dicuekin lagi kayak kemarin ama si pesek (maaf skali lagi RISE)

Baru pagi ini Ify malas menuju kelas Exculnya, karena sejak kemarin Rio curhat sampai tadi pagi, isi sms Rio bunyinya sama semua, “Fy tolongin gue ya dapetin si cewek baik hati itu, gue suka sama dia, oke Princess :) nanti gue traktir lo deh seminggu penuh yayaya?” Ify kesal, karena dari mereka kecil si Rio memanggilnya Princess hanya kalau ada maunya.

“Dasar..! Dia gak tau apa gue cemburu” gumam Ify, Ify terlonjak, APA!? Gue cemburu? gak mungkin? , batin Ify

>>>

Usaha menyakitkan itu berhasil, Ify berhasil membuat Rio jadian dengan Sivia sebulan yang lalu, dan imbasnya, si Rio jadi punya kehidupan baru, GirlFriend tersayangnya itu sekarang jadi pelanggan setia motornya pulang pergi ke sekolah, bahkan Rio juga yang mengantar Via untuk check up ke RS, atau kemanapun Via mau.

Sekarang Ify sedang duduk di pohon tempat favoritnya bersama Rio dulu, dia melihat adegan mesra Via-Rio dipinggir lapangan seberang sana, dilain sisi, Ify gak nyadar kalau dari tadi ada dua pasang mata memperhatikan dirinya dengan iba.

Ify menundukkan wajahnya, dia sedih dan kecewa, Rio sudah membuangnya, melupakannya, di saat Rio telah mendapatkan apa yang dia inginkan, padahal hal itu terjadi juga karena campur tangan Ify.

Gabriel menghampiri Ify, “Fy, ke kantin yuk, gue laper” bujuk Iyel, dia tahu sejak istirahat pertama Ify tidak ke kantin, Ify hanya menggeleng, “Yaudah gue beliin lo Siomay aja ya Fy, sama air mineral, lo tunggu disini ya Fy, 10 menit lagi gue balik” Iyel pun berlalu. Ify tetap tak bergeming dia menunduk dalam agar tidak ada yang tau kalau dia menangis, menangisi kepergian Rio untuk gadis lain.

“Hay…” sapa seorang yang Ify yakini cowok, dia bisa jelas melihat celana abu-abu panjang itu didepannya walau dia menunduk. Ify berusaha mengelap sisa air matanya. Lalu mendongak, dia kaget wajah popular itu ada di depannya.

“Alvin..!?” seru Ify kaget, Alvin juga gak kalah kaget, ternyata gadis manis di depannya ini kenal namanya. Alvin duduk di samping Ify sambil membuka rotinya, Alvin mengulurkan roti itu ke Ify, Ify menggeleng, Alvin pun memakan roti itu sendiri.

“Lo tau nama gue, hebat juga ya, gue kira lo cuma mengenal Rio ama Iyel di satu sekolahan ini haha” Alvin tertawa, tawa itu sangat manis untuk Ify, dia pun tersenyum.

“Lo kan popular Vin” balas Ify

“Lo lebih popular lagi Fy, pendiem tapi dikelilingi cowok ganteng, gue yakin sekarang gossip lo makin menyebar deh, bikin cewek lain pada envy” lanjut Alvin panjang lebar

“Kenapa? Gue kan sekarang udah gak deket sama Rio” tanya Ify polosnya keluar.

“Rio pergi, gue dateng haha” Alvin sukses membuat Ify tertawa, dan dari jauh, ada orang yang merasa panas melihat pemandangan itu. Sekali lagi Alvin menyodorkan rotinya, kali ini Ify menerimanya.

“Dasar cewek jaim! Tadi gak mau huuu” Alvin mencibir Ify dan Ify balas dengan senyum.

“Laper Vin, gue udah gak makan dari semalem ups” Ify dengan lancar curhat sama Alvin, padahal mereka baru kenal 5 menit lalu.

“Cuma gara-gara Rio lo begini Fy? Ckck, Rio beruntung ya, Via pacar dia, tapi disini dia punya lo, gue iri” tiba-tiba nada bicara Alvin jadi menyedihkan. Ify terdiam, dia bingung harus menjawab apa.

“Kenapa lo biarin dia pergi? Kenapa dengan mudahnya lo lepasin dan relain dia buat cewek lain? Kalau lo kayak gini, gak akan ada satupun yang percaya kalau lo sayang sama dia secara tulus, kalau lo aja semudah itu ngelepasin dia” ujar Alvin, Ify kaget mendengar ucapan itu, tapi Ify mengerti ke arah mana Alvin membawa pembicaraan ini, dan bagi Ify gak ada gunanya mengelak, karena di hatinya dia tahu Alvin memiliki insting yang kuat tentang Ify, entah bagaimana caranya Alvin bisa tau perasaan Ify yang sesungguhnya, tapi sepertinya Ify sadar bahasa tubuhnya lah yang membuat Alvin sadar akan rahasianya itu.

“Semua udah diatur sama Tuhan, kalaupun gak ada yang percaya sama rasa gue ini, gue gak peduli, yang terpenting buat gue sekarang ya kesenangannya dia. Buat gue, selama dia seneng ya gue juga seneng, kenapa enggak? Toh mungkin emang kesenangan dan kebahagiaan dia bukan sama gue” jawab Ify dengan lancar, dia merasa sangat nyaman curhat dengan Alvin. Walau dia baru mengobrol dengan cowok ini belum lama.

“Lo bener Fy, gue sependapat sama lo” Ify tersentak, Alvin emang aneh ya, sama seperti gossip yang beredar, dia itu penuh rahasia. Tadi Alvin berbicara seolah dia menentang keputusan Ify untuk merelakan Rio dengan ivia, tapi sekarang dia malah setuju sama ucapan Ify, membingungkan…

Tanpa sadar Iyel dan Rio dateng barengan ke tempat Ify-Alvin curhat, Iyel menaruh plastik siomay itu di paha Ify dan botol air mineral di samping kiri Ify, “Fy sorry ya gue ke kelas, mau ada Ulangan, bye Fy”

“Thanks Yel” seru Ify sambil melambaikan tangan untuk Iyel, Iyel tersenyum, Alvin menyadari keberadaan Rio di depannya sebelum Ify, maka Alvin memutuskan pergi tanpa berpamitan dengan Ify, Ify heran dengan sikap seenaknya itu, tapi yaudahlah, dia laper sih.

“Fy” sapa Rio, Ify mendongak tapi dia mengacuhkan, dia memilih untuk makan siomay gratis pemberian Iyel itu. Rio merasa Ify berubah dengannya, dan dia tidak tahu kenapa Ify begitu.

>>>

“Via, lo gimana sih? Kok ngizinin gitu aja cowok lo nyamperin cewek lain..” protes Shilla saat melihat Rio berjalan dengan izin Via menghampiri Ify dan Alvin.

“Gak apa apalah Shill, mereka sahabatan dari kecil, gak enak lah kalau tiba-tiba gue monopoli Rio dari Ify, gue gak mau egois Shill” jawaban dewasa Via cukup membuat Shilla diam, skak mat buat Shilla. Tapi buat Shilla, dia tetap tidak suka kalau Rio masih sering berdekatan dengan Ify seperti dulu, sebelum Sivia-Rio menjadi pasangan kekasih di SMA ini.

Semoga Ify cepet jadian deh sama Alvin, biar dia gak kegatelan sama Rio lagi, batin Shilla

>>>

Rio merasa kehilangan sekali sosok Ify yang cerewet, sosok yang maniak banget nonkrongin bukit belakang SMP mereka dulu cuma buat nungguin Pelagi dateng, sosok yang selalu ngambek kalau si Rio nyuekin dia sedikit aja, dan sekarang dia juga kehilangan sosok Ify yang slalu ada untuknya setiap saat. Tiba-tiba ada rasa aneh dihatinya, rasa yang ia sendiri tak mengerti, rasanya panas dan sesak, saat dia melihat Ify sudah bisa dekat dengan cowok lain selain dirinya dan Gabriel.

Gue kangen lo Fy, lo kangen juga gak ya sama gue?

>>>

Ify kaget ngeliat Rio udah bertengger di depan rumahnya sambil masang tampan innocent, Ify sih senang bisa ngeliat Rio lagi di depan rumahnya dengan motornya itu, tapi tiba-tiba bayangan Sivia berkelebat di mata Ify.

“Fy, gue tau kok apa yang ada di otak lo, tenang aja Via ngizinin kok, hari ini dia berangkat bareng Shilla” ujar Rio menjawab pertanyaan dihati Ify, Ify pun menghampiri Rio. Rio tersenyum Gue kangen senyum lo Yo, batin Ify. Gue kangen lo Fy, kok lo diem gini sih?, batin Rio.

Akhirnya Ify dan Rio berangkat ke sekolah bersama , dilengkapi dengan rasa senang Rio dan rasa bersalah Ify.

>>>

Shilla uring-uringan sendiri di kelasnya, pemandangan mesra ala Rio-Ify yang sudah lama tak terlihat mengggegerkan Shilla dan satu sekolah, belum lagi hape Via yang gak bisa dihubungin dari malam

“Ini gak bisa dibiarin, gue gakkan buat siapapun bikin Sivia nangis, gak akan..!” tekad Shilla

>>>

Ify jadi terlena dibuatnya, di kelas, Rio memaksa untuk duduk bersama Ify hari ini, ditambah lagi Rio juga mengajaknya makan bersama di jam istirahat pertama di bawah pohon mereka, dan sekarang Ify sedang duduk berdua di kantin menikmati siomay dan wajah manis Rio di depannya, Ify benar-benar seperti mimpi.

“Lo masih inget gue ya ternyata” akhirnya Ify buka suara juga. Rio terhenyak mendengar ucapan pertama Ify padanya sejak sekian lama, ia sadar sekarang, Rio benar-benar bagai kacang lupa kulitnya pada Ify.

“Gue minta maaf Fy, janji deh gak gue ulang lagi, ya Princess” ujar Rio tulus dan lembut, Ify pun tak bisa menolaknya.

>>>

Shilla menatap gadis di depannya dengan tajam, dia benar-benar muak dengan gadis ini, dua hari Via tak masuk, dan Rio semakin gencar saja dengan Ify. Ify kenal siapa gadis di depannya ini, dan dia juga tau apa maksud Shilla menghalangi jalannya menuju toilet ini.

“Lo cantik, tapi sayangnya busuk…!” sindir Shilla ganas, Ify hanya tersenyum miring.

“Gue denger, Sivia fine aja gue sama Rio, kenapa lo yang sewot?” balas Ify tajam, dia ingat perkataan Gabriel padanya, untuk berusaha mempertahankan cintanya untuk Rio, dan inilah saatnya.

“Lo…” Shilla tercekat, dia benar-benar tak menyangka, Ify yang ia tahu adalah gadis pendiam seberani ini padanya, “Ini peringatan pertama dan terakhir, Jauhi RIO…! Atau lo yang akan nyesel..!” Shilla pun pergi dari hadapan Ify, Ify hanya diam di tempat, rasanya kakinya membeku di tempat itu

>>>

Sivia, gadis yang menghilang 3 hari terakhir ini, akhirnya memunculkan batang hidungnya di kelas, Shilla adalah orang pertama yang paling antusias melihat kehadiran Sivia, dia melihat wajah Sivia yang putih itu terlihat pucat.

“3 Hari ini lo kemana sih Vi? Kambuh lagi ya? Kok gak bilang? Hape lo kenapa gak bisa dihubungin?” cerca Shilla, Sivia hanya tersenyum pahit, Shilla langsung mengerti.

“Lo kebiasaan ya, kumat gak pernah bilang, lo tahu gak sih Rio itu…” Shilla berhenti bicara, dia melihat air itu mulus turun di pipi putih Sivia, Shilla langsung memeluk Sivia erat, ia benar-benar geram sekarang.

>>>

Ify berjalan dengan riangnya, dia sudah di SMS Rio untuk segera ke kantin, karena soto pesanannya sudah datang, tanpa sadar, karena terlalu bahagianya itu dia jadi berlama-lama di toilet untuk memoles wajahnya. Tiba-tiba, di sebuah lorong yang sepi…

“HBMMMMM” mulut Ify dibekap oleh seseorang dan Ify kehilangan kesadaran.

>>>

“Ify lama amat sih?” gerutu Rio sambil terus mencoba menelepon Ify, namun mendadak hapenya Ify tidak bisa dihubungi, Gabriel yang kebetulan lewat pun duduk disamping Rio.

“Kenapa lo?” tanya Iyel to the point.

“Ify ngilang” jawab Rio singkat, Gabriel menganga.

>>>

“Yo, mikir positif dulu deh, siapa tahu Ify lagi di wc, terus hapenya mati apa kecebur kloset gitu, gak usah panik dulu kan bisa Yo” ujar Iyel sambil mengikuti Rio menyusuri sekolah.

“Diem deh yel, mending lo lihatin seluruh sudut sekolah aja, Ify gak biasanya begini” balas Rio, dalam hati Iyel mengiyakan ucapan Rio juga, tapi dia gak mau memperkeruh suasana.

Di perpustakaan, Via melihat Rio dan Iyel seperti mencari sesuatu, dia melihat dengan jelas wajah Rio yang panik itu, Via menghampiri Rio dan Iyel.

“Vi, lihat Ify gak?” tanya Rio langsung, seperti ada tamparan di hatinya, namun Via tetap berusaha positif thinking. Via menggeleng, Rio pun langsung ke luar perpus, sementara Iyel menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada Via, rasanya air itu sudah berproduksi dan siap tumpah dari mata indahnya.

“Yo, apa kamu gak berlebihan, mungkin Ify lagi sama temen-temennya?” tanya Via yang sebenernya cemburu banget sama Rio.

“Gak Vi… Feling gue gak enak banget, mendadak hape Ify gak aktif, apalagi temen-temen Ify tadi ada dikantin semua, jadi gue yakin ada yang gak beres..” Via semakin sedih, dia belum pernah melihat Rio sepanik ini dengannya, walaupun penyakit Sivia kumat didepannya langsung.

>>>

Ify tersadar dan merasa tangan juga kakinya terikat, dia melihat wajah Alvin ada di depannya, Ify tak menyangka bahwa Alvin lah yang melakukan ini padanya, walau pandangan Alvin padanya penuh dengan penyesalan.

“Gue gak pernah main-main sama perkataan gue, dan ternyata lo seberani itu ya Alyssa” ucap Shilla dengan wajah liciknya. Ify hanya terdiam dia tak menyangka Shilla akan bertindak sejauh ini padanya hanya karena Sivia. Shilla mencengkeram bibir Ify, “Gimana kalau kita buat penawaran IFY” lanjut Shilla, “Gue tahu lo baik, jadi lo pasti ngertikan gimana rasanya kalau seandainya lo.. ada.. di posisi.. SIVIA” balas Shilla dan melepaskan cengkeramannya, Alvin hanya bisa diam, dia juga bingung harus berbuat apa.

“Pacarin DEBO..!!! Dia itu suka sama lo dari SMP..!! dan.. JAUHIN RIO..!!! KALAU LO EMANG PEDULI SAMA PERASAAN GADIS LAIN…!!!” bentak Shila, Ify tahu siapa yang dimaksud Shilla, ya Sivia.

BRAKKK..!!! Shilla, Alvin, dan Ify menoleh ke arah pintu gudang, disana ada Sivia, Rio juga Gabriel. Berbeda dengan Shilla dan Alvin yang panik, Ify terlihat begitu lega. Sivia tercengang melihat Shilla berada di depan Ify yang duduk dan terikat, sementara Rio terlihat shock melihat Alvin juga ada di dalam, Rio langsung menonjok wajah Alvin, dan Alvin tersungkur, sementara Sivia menatap Shilla dengan sangat kecewa dan, PLAKKKK, satu tamparan mulus mendarat di pipi Shila, Gabriel yang melihat wajah Ify begitu tegang dan berkeringat langsung menghampiri Ify dan membuka ikatannya.

“Yo..!” panggil Gabriel sambil membantu Ify berdiri, Rio berhenti menghajar wajah Alvin, dan menghampiri Ify, Rio langsung memeluk Ify di depan Sivia, dan Gabriel menyadari perubahan mimik wajah Sivia itu. Rio langsung memapah Ify keluar gudang, meninggalkan Sivia dengan hatinya yang hancur. Gabriel langsung mengajak Sivia untuk keluar dari gudang.

“Gue kecewa sama lo Vin, gue kira lo beneran tulus temenan sama Ify.. ternyata..” Iyel mendorong pelan bahu Alvin, dan meninggalkan Alvin juga Shilla di gudang.

“Shill..” Alvin sungguh khawatir dengan Shilla, sebenarnya ia tahu niat Shilla baik, hanya saja caranya yang salah.

>>>

Rio dan Ify sampai di rumah Ify, sekarang mereka ada di ruang tamu. Rio memandang wajah Ify yang masih pucat.

“Fy, lo gak apa apa kan?” Ify mengangguk, “Entah kenapa gue bisa kepikiran lo ada di gudang Fy, padahal kan lo trauma ke tempat kayak gitu” Rio teringat masa kecilnya dulu saat dia dan Ify terkunci 3 hari di gudang SDnya.

“Fy, seharusnya.. aku sadar dari awal… kalau sebenarnya cintaku sudah ada di dekatku” Ify menoleh ke arah Rio, dia bertanya dalam hati, apakah Rio juga memiliki perasaan yang sama sepertinya, perasaan ingin saling memiliki, dan menjaga.

“Maafin aku Fy, aku udah nyakitin kamu selama ini, aku minta maaf” Ify merengkuh Rio dalam peluknya, kini perasaannya terjawab sudah, Rio memang untuknya, walau dia harus merasakan betapa pedihnya melihat Rio dengan orang lain selama ini. Wajah Sivia langsung memasuki pikirannya lagi, Ify langsung melepaskan pelukannya.

“Si.. sivia bagaimana yo?” Ify mulai terisak, Rio mengacak rambutnya sendiri

>>>

Sivia menatap heran Ify, kenapa pagi-pagi di Minggu ini Ify rela datang ke rumahnya yang cukup jauh, Ify memberanikan diri melihat Sivia, langsung ke matanya, Sivia langsung tersentuh melihat mata Ify, mata yang sarat akan rasa bersalah itu, seakan mengoyak hati Via. Via langsung mengerti maksud tujuan Ify kesini.

“Maaf Via, aku..” Ify terdiam, tenggorokannya terasa sangat perih untuk mengucapka hal ini.

“Udah aku duga” Ify menatap Via lagi, “Kamu dan Rio lebih dari sekedar berteman, aku gak nyangka ya…” Ify sudah ingin menangis, dia siap jika harus menerima cacian dari Via, tapi yang Ify ingin, Via tahu kalau Rio benar-benar tak bersalah dalam kondisi ini “Kenapa ya, Tuhan harus begini?” tanya Via pada Ify, Ify jadi bingung “Tuhan menakdirkan aku untuk bisa memiliki Rio sebulan ini, merasakan rasa sayang dari Rio, yang ternyata..” Ify sudah takut “semua semu” lanjut Via.

“Via, ini bukan salah Rio, ini salah aku” balas Ify cepat, Via menggeleng.

“Gak ada yang salah Ify, emang udah takdir Tuhan begini, mempertemukan Aku kamu dan Rio.. walau caranya seperti ini..” Ify yakin Sivia juga menahan tangis seperti dia, “Aku rasa, aku gak mau terus ada didalam cinta semu… aku cuma bisa punya raganya, tapi nggak untuk hatinya” Sivia menatap Ify dalam, lalu dia tersenyum “Cinta Rio buat kamu Fy, jadi aku mohon, jaga dia, sayangi dia.. buat aku Fy” Ify tersenyum lega, ternyata benar kata Rio kemarin, Sivia adalah gadis yang baik, dia pasti akan mengerti keadaan ini, keadaan kusut yang melibatkan mereka semua.

>>>

Gabriel melihat Sivia sedang melamun menatap lapangan, dia mengikuti arah mata Sivia, dia tersenyum. Lalu menghampiri Via. Via menoleh ke arah Iyel.

“Tuhan sudah menciptakan semua yang ada di bumi itu berpasangan, yakinlah kalau di luar sana sudah ada pasanganmu yang sesungguhnya Sivia” ucap Iyel bijak, Sivia tersenyum.

“Ya aku tau kok” Hujan gerimis pun turun, seolah ingin menghapus kesedihan di hati Sivia pagi ini.

>>>

Baru kali ini Alvin mengajak bolos seorang gadis ke rumah pohonnya, markas nya disaat dia sedang malas disekolah atau dirumah. Dia yang memaksa Shilla untuk bolos hari ini, kejadian beberapa hari yang lalu ternyata masih hangat dibicarakan di sekolah, karena itulah Alvin membawa Shilla mengungsi untuk beberapa saat, setidaknya sampai mental gadis ini kembali kuat

“Gue gagal, gue gak mau ada seorang pun yang bikin sahabat gue sedih apalagi nangis, karena itu bakal bikin dia ngedrop, tapi… tapi gue sendiri yang sekarang buat dia sedih, buat dia marah, bahkan buat dia sakit” Shilla terisak, rasanya dia sudah gak tau mau ngungkapin ini sama siapa, jadi dia pun mengeluarkan uneg-unegnya dengan Alvin, orang yang dia paksa untuk membantu kejadian kotor kemarin lusa, sebenarnya Alvin sudah menolak paksaan Shilla kemarin, tapi karena wajah cantik itu yang memintanya, Alvin jadi gak tahan juga.

Alvin paling gak tahan ngeliat cewek nangis, apalagi kalau cewek didepannya ini yang nangis, dia pun merangkul Shilla dan mengusap bahunya, hujan yang turun semakin membuat suasana keruh.

“Niat lo baik, tapi cara lo juga salah Shill, jadi daripada lo gini terus, lebih baik lo maju dan benahin semua yang berantakan, lo gak mau bener-bener kehilangan persahabatan lo kan?” Shilla menatap Alvin, entah kenapa, cowok ini berhasil memberikan pasokan keberanian untuknya. Shilla tersenyum dan Alvin juga membalasnya dengan senyuman, tak berasa, wajah putih Shilla sudah semerah tomat.

>>>

Entah bagaimana caranya, tapi Gabriel berhasil membujuk Sivia untuk ikut makan bersama dengannya juga Ify dan Rio. Maksud Iyel adalah, untuk membuat hubungan Rio-Sivia-Ify tak seburuk yang orang kira, dan ternyata Sivia memang gadis yang tegar, dia mau menerima tawaran itu bahkan sudah berhasil tertawa bersama dengan Rio-Ify dan dirinya.

Shilla dan Alvin datang secara bersamaan, Gabriel ingin suasana disini tidak terlalu kaku, akhirnya dia menggoda Alvin yang terlihat salting berdiri disamping Shilla

“Via, aku mau minta maaf, aku tahu aku salah, aku gak mau kamu nangis karena Rio, tapi kamu malah nangis karena aku” Shila menunduk, tak berani dia menatap mata sahabat karibnya itu, tak disangka Via memeluknya, dan berkata

“Selalu ada maaf untuk orang yang tulus memintanya Shil” jawab Via tersenyum, lalu dia memberi kode pada Shilla untuk minta maaf juga pada Ify.

“Fy, aku… aku nyesel, aku minta maaf” Shilla, untuk pertama kalinya menatap Ify dengan tatapan bersahabat. Ify membalasnya dengan senyuman, lalu

“Gak apa-apa Shill, kemarin sekalian terapi juga buat gue, gue kan trauma ke gudang kayak kemarin itu ehehe” Shilla tersenyum, ia tak menyangka Tuhan menganugrahkan orang-orang yang berhati baik di sekelilingnya. Shilla ganti menatap Gabriel dan Iyel nyengir,

“Selow Shill, lo gak ada masalah sama gue haha, tapi sekali lagi lo begini, gue cium lo hahahaha” godaan Gabriel berhasil membuat wajah Alvin memerah padam karena marah, Iyel meng-V-kan jarinya untuk Alvin, “Dia paten punya lo kok vin, gue sih yang di samping gue juga udah cukup kok hehe” Via lantas terseipu mendengar ucapan itu.

“Fy sorry ya kemarin itu, gue kepepet.. habisnya Shilla sih maksa” Shilla gak terima dipojokin sama Alvin, tapi emang bener juga sih, kemarin kan Alvin emang dipaksa dia.

“Santai Vin, asal lo bisa jamin, cewek lo gak nekat lagi kayak kemarin” Shilla langsung protes dibilang begitu sama Ify, tapi dalam hati, Alvin tertawa.

“Jadi kita temenan nih sekarang?” goda Iyel lagi. Rio ngejitak kepala Iyel.

“Ngerusak suasana lo tem…!” seru Rio. “Lo kira kita ngapain disini, ngedate jamaah?” Rio tanpa sadar berucap seperti itu.

“AMINNNN…” seru Gabriel – Alvin samasama, berhasil bikin Shilla Sivia ngefly ke langit ke tujuh.

“Yo nanti sore kesana yukkk” ajak Ify “sama mereka juga, yayaya?” bujuk Ify

“Enggak ah, itukan tempat kita berdua Fy, nanti kalau mereka tahu, kita gak ada tempat istemewa lagi dong Fy” Rio balas membujuk juga, yang lain tertawa mendengar Rio manja seperti itu.

“Gue punya tempat sendiri kok Yo Fy, tenang aja” balas Via

“Gue ikut ya Via?” Iyel memulai aksinya, Via terkekeh lalu mengangguk. Yang lain langsung cie cie in deh ;D

“Gue juga kok, gak perlu repot-repot ajak gue Fy” sambut Shilla, Alvin langsung bingung dibuatnya, Ify mengeluh dalam hati, padahal dia ingin memperlihatkan tempat favoritnya dan Rio pada teman-teman barunya itu

>>>

Di rumah pohon, shilla dan Alvin sama-sama terdiam, fokus melihat lukisan Tuhan di langit barat yang sungguh menawan,

“Thanks Vin” Alvin memandang Shilla “Lo udah bikin sunset gue sore ini jadi lebih indah, karena gue punya sahabat baru di hari ini” Alvin tersenyum

“Anything for you Shilla” balas Alvin dengan wajah teduhnya, shilla terpaku melihat tatapan mata Alvin, Shilla sungguh nyaman dengan suasana ini, sampa akhirnya, wajah Alvin semakin dekat, dekat dan akhirnya takada jarak lagi diantara mereka.

Dengan senja itu, Shilla merasakan desah nafas Alvin diwajahnya, desah nafas yang semakin menyatu dengan alir darah di wajah Shilla

>>>

Koridor yang sepi, namun tetap setia ditemani oleh rintik gerimis, membuat Sivia nyaman hanya berdiri tanpa berkata apapun disamping Gabriel, tanpa sepatah katapun, sivia merasakan kenyaman yang luar biasa. Terimakasih Tuhan, terimakasih untuk indahnya cinta yang kau beri hari ini melalui mereka, melalui cowok yang ada disampingku ini, batin Via senang, Gabriel merangkulnya dengan jaket.

“Dingin Vi, kalau kamu sakit, aku juga yang repot nanti” ucapan sederhana yang sarat akan rasa peduli itu membuat Sivia menyandarkan kepalanya dibahu Iel.

“Makasih Yel” ucap Via singkat, “Jangan pernah pergi ya” lanjutnya. Gabriel hanya mengangguk dan Via merasakan itu

>>>

Rio menggerutu, “udah aku bilang kan, kalau masih gerimis begini mending kamu nunggu pelangi di cafĂ© sana aja, daripada disini, nanti kamu masuk angin Ify.. susah ya kalau dibilangin” ujar Rio kesal, tapi Ify hanya tertawa.

“Kalau ada kamu, aku sakit juga gak peduli Yo” balas Ify sambil terkekeh

“Jangan ngawur deh, kamu sakit, aku yang bonyok nanti” balas Rio.

“Papa mama aku kan di Paris semua, mereka juga gakkan tahu kalau aku masuk angin Riooo” balas Ify tak mau kalah.

“Bukan mereka aja, tapi Iyel, Via, Alvin, Shilla. Mereka pasti marah kalau tau…”ucapan Rio terhenti saat tahu apa yang Ify lakukan. Dia membekap mulut Rio dengan mulutnya sendiri, setelah itu, pelangi pun muncul, seolah dia ikut bahagia melihat sejoli ini terlena dalam buaian kesejukannya.

>>>

Takkan ada pelangi tanpa hujan yang turun, takkan ada senja yang indah tanpa matahari yang tunggal.. Dan takkan ada CINTA jika tak ada rasa peduli, mengerti dan memahami..

Sama seperti dirimu, takkan ada Cinta jika tak ada mereka yang menyayangimu, takkan ada kasih tanpa mereka yang mempedulikanmu, takkan ada bahagia jika kau tak berani melewati kesedihan di hidupmu dengan gagah.. Karena Tuhan Maha Adil, maka segala yang terlukis di dunia ini telah memiliki pasangannya..

Layaknya pelangi senja yang terlihat sore ini, yang tulus menghiasi derai tawa bahagia si anak adam..

Maka, lanjutkanlah hidupmu, sesulit apapun itu dengan berani dan yakin, karena percayalah Tuhan telah menciptakan bahagia dan kesedihan secara berdampingan untuk makhluknya yang terus berusaha, menciptakan masa depan yang lebih indah..





-Salam Pelangi Senja-

Senin, 31 Oktober 2011

ost Surat Kecil Untuk Tuhan - Rename

senyum adalah tangisku, tangis adalah lukaku
indah dunia tak terasa oleh derita
luka hati selalu ada mengikutiku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
Tuhan ku ingin seperti mereka
tak ada air mata yang terjatuh lagi
semua ku serahkan kepadamu
jalan yang terbaik pasti untukku

ingin ku raih cahaya, ingin semua berbeda
mungkin ini yang terbaik dalam hidupku
tapi semua bukanlah yang aku mau ooh

Tuhan ku ingin seperti mereka
tak ada air mata yang terjatuh lagi
semua ku serahkan kepadamu
jalan yang terbaik pasti untukku

Tuhan ku ingin seperti mereka
tak ada air mata ooo ooo
semua ku serahkan kepadamu
jalan yang terbaik pasti untuk aku

Tuhan ku ingin seperti mereka
tak ada lagi luka, tak ada derita
tapi aku hanya manusia yang hanya meminta
Kau menentukannya, Kau menentukannya, Kau menentukannya