“Saya
berpikir, buat apa kita sekolah tinggi-tinggi, buat apa kita punya
gelar panjang-panjang kalau kita tidak berada di tempat yang membutuhkan
kita…”
(Canting Cantiq, 2009:)
“Saat
ini, saya sedang berada di perjalanan akhir hidup saya. Gelar,
kekuasaan, harta menjadi hal yang tidak penting lagi. Karena yang
terpenting saat ini adalah bagaimana saya mempergunakan sisa umur saya
untuk lebih bermanfaat untuk generasi penerus saya…” (Canting Cantiq,
2009:)
“…
kalau setiap kali emosi gue keluar, gue harus naik ke pohon dan duduk
disana. Karena dari atas kita bisa melihat permasalahan keseluruhan dari
sudut yang lebih objektif. Sejak saat itu setiap kali gue emosi, gue
selalu nyari pohon dan mencoba me-reply kejadian untuk melihatnya dari atas.” (Canting Cantiq, 2009:)
“Batik
berasal dari kata ‘mba’ yang artinya dalam bahasa Jawa adalah membuat.
Dan ‘tik’ yang merupakan singkatan dari kata titik. Coba perhatikan,
lekukan-lekukan indah itu dibuat dari gabungan titik-titik yang
membentuk garis…”
(Canting Cantik, 2009:)
“…tidak
ada satupun kesuksesan yang dapat bertahan lama kalau manusia sudah
mengeluarkan sifat sombongnya.” (Canting Cantik, 2009:)
“Saya malu karena sebagai warga Negara Indonesia saya sama sekali tidak mengenal Tanah Air saya sendiri,”
“Kebanyakan
orang gagal adalah orang yang nggak menyadari betapa dekatnya dia
dengan keberhasilan saat dia memutuskan untuk menyerah.”
“Saya pikir… gimana orang Indonesia mau mencintai batik dan kebaya kalau harga pakaian tersebut di Indonesia sendiri mahal.”
“Style memang penting untuk membentuk image seseorang. Bahkan kadang style almost everything dalam kepribadian. Tapi sebenarnya, style dan kepribadian harus seimbang. Nggak bagus juga kan, kalau style-nya bagus tapi kepribadiannya jelek. Begitu juga sebaliknya.”